apa itu AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH...?

As-Sunnah secara bahasa berasal
dari kata: "sanna yasinnu", dan
"yasunnu sannan", dan
"masnuun" yaitu yang
di sunnahkan. Sedang "sanna
amr" artinya menerangkan
(menjelaskan) perkara.
As-Sunnah juga mempunyai arti
"at-Thariqah" (jalan/metode/
pandangan hidup) dan "as-
Sirah" (perilaku) yang terpuji dan
tercela. Seperti sabda Rasulullah
SAW,
"Sungguh kamu akan mengikuti
perilaku orang-orang sebelum
kamu sejengkal demi sejengkal
dan sehasta demi sehasta." (HR.
Al-Bukhari dan Muslim). (HR. Al-
Bukhari no 3456, 7320 dan
Muslim no. 2669 dari Sahabat
Abu Sa'id al-Khudri).
Lafazh "sanana" maknanya
adalah (pandangan hidup
mereka dalam urusan agama dan
dunia).
"Barangsiapa memberi contoh
suatu sunnah (perilaku) yang
baik dalam Islam, maka baginya
pahala kebaikan tersebut dan
pahala orang yang
mengerjakannya setelahnya,
tanpa mengurangi sesuatu
apapun dari pahala mereka. Dan
barang siapa memberi contoh
sunnah (perilaku) yang jelak
dalam Islam ...." (HR. Muslim). ((HR.
Muslim no. 1017, at-Tirmidzi no.
2675, Ibnu Majah no. 203, ad-
Darimi no. 514, Ahmad (IV/357),
an-Nasa-i no. 2553, dan yang
lainnya dari Sahabat Jarir bin
‘ Abdillah. Hadist selengkapknya
adalah sebagai berikut, "Dari al-
Mundzir bin jarir, dari bapaknya,
dia berkata, "Kami pernah berada
bersama Rasulullah SAW pada
permulaan terik siang. Dia
berkata, ‘Lalu datanglah kepada
Rasulullah SAW suatu kaum
dalam keadaan tidak beralas kaki
dan telanjang, hanya memakai
kain selimut (yang nampak dari
yang memakainya hanya bagian
kepala saja) atua mantel dari
karung sambil menyandang
pedang, kebanyakan mereka dari
kabilah Mudhar, bahkan
semuanya dari Mudhar. Melihat
kondisi demikian raut wajah
Rasulullah SAW menjadi berubah
(karena merasa iba) karena
melihat kefakiran yang menimpa
mereka. Lalu beliau masuk
kemudian keluar, kemudian
menyuruh Bilal untuk
mengumandangkan adzan dan
iqamah. Rasulullah SAW lalu
mengerjakan shalat kemudian
dikuti dengan berkhutbah,
sambil bersabda : ‘Hai sekalain
manusia bertakwalah kepada
Rabb-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, .... sampai
akhir ayat ‘Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan
mengawasimu,' (An-Nisaa': 1)
juga membaca ayat dalam surat
Al-Hasyr, ‘Hari orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri
memeprhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertak walah
kepada Allah....' (Al-Hasyr: 18).
(Karena mendengar khutbah
Nabi tersebut) Kemudian ada
seseorang bershadaqah dari
dinarnya, diharmnya, pakaiannya,
dari satu sha' (kira-kira 3 kg)
gandumnya, satu sha' kurma,
sampai-sampai beliau
mengatakan walaupun hanya
dengan setengah butir kurma
kering.' Dia berkata: "Kemudian
seorang laki-laki dari Kaum
Anshar membawa membawa
sekantung penuh kurma,
hampir-hampir telapak
tangannya tidak kuat untuk
membawahnya, bahkan benar-
benar lemah, maka hal itu diikuti
silih berganti oleh banyak orang.
Sampai-sampai aku melihat dua
tumpukan makanan dan pakaian
yang sangat banyak. Akupun
melihat raut wajah Rasulullah
SAW bergembira seakan-akan
bersinar cerah sekali, kemudian
beliau bersabda: "Barangsiapa
yang mencontohkan suatu
sunnah yang baik dalam Islam,
maka baginya pahala sunnah
tersebut dan pahala orang yang
mengamalkannya sesudahnya,
tanpa mengurangi pahala
mereka sedikitpun, dan barang
siapa mencontoh suatu sunnah
yang jelek/buruk dalam Islam,
maka dosanya akan
ditanggungnya dan juga dosa
orang yang mengamalkannya
setelahnya, tanpa mengurangi
dosa mereka sedikitpun.')
"Barangsiapa memberi contoh
suatu sunnah (perilaku) yang
baik dalam Islam, maka baginya
pahala kebaikan tersebut dan
pahala orang yang
mengerjakannya setelahnya,
tanpa mengurangi sesuatu
apapaun dari pahalam mereka.
Dan barangsiapa memberi
contoh sunnah (perilaku) yang
jelak dalam Islam ...."
Lafazh "sunnah" maknanya
adalah "sirah" (perilaku). (Lihat
kamus bahasa, Lisaanul ‘Arab,
Mukhtaarush Shihaah dan al-
Qaamuusul Muhith: (bab:
Sannana).
Pengertian as-Sunnah Secara
Istilah (Terminologi)
Yaitu petunjuk yang telah
ditempuh oleh rasulullah SAW
dan para Sahabatnya baik
berkenaan dengan ilmu, ‘aqidah,
perkataan, perbuatan maupun
ketetapan.
As-Sunnah juga digunakan untuk
menyebut sunnah-sunnah (yang
berhubungan dengan) ibadah
dan ‘aqidah. Lawan kata
"sunnah" adalah "bid'ah".
Nabi SAW bersabda,
"Sesungguhnya barang siapa
yang hidup diantara kalian
setelahkau, maka akan melihat
perselisihan yang banyak. Maka
hendaknya kalian berpegang
teguh pada Sunnahku dan
Sunnah para Khulafa-ur Rasyidin
dimana mereka itu telah
mendapat hidayah." (Shahih
Sunan Abi Dawud oleh Syaikh al-
Albani). (HR. Ahmad (IV/126-127),
Abu Dawud no. 4607, at-Tirmidzi
no. 2676, dan al-Hakim (I/95),
dishahihkan dan disepakati oleh
Imam adz-Dzahabi. Lihat
keternagan hadits selengkapnya
di dalam Irwaa-ul Ghaliil no. 2455
oleh Syaikh al-Albani.
Pengertian Jama'ah Secara
Bahasa (Etimologi)
Jama'ah diambil dari kata
"jama'a" artinya mengumpulkan
sesuatu, dengan mendekatkan
sebagian dengan sebagian lain.
Seperti kalimat "jama'tuhu" (saya
telah mengumpulkannya);
"fajtama'a" (maka berkumpul).
Dan kata tersebut berasal dari
kata "ijtima'" (perkumpulan), ia
lawan kata dari
"tafarruq" (perceraian) dan juga
lawan kata dari
"furqah" (perpecahan).
Jama'ah adalah sekelompok
orang banyak; dan dikatakan
juga sekelompok manusia yang
berkumpul berdasarkan satu
tujuan.
Dan jama'ah juga berarti kaum
yang bersepakat dalam suatu
masalah. (Lihat kamus bahasa:
Lisaanul ‘Arab, Mukhtaraarush
Shihaah dan al-Qaamuusul
Muhiith: (bab: Jama'a).
Pengertian Jama'ah Secara
Istilah (Terminologi):
Yaitu kelompok kaum muslimin
ini, dan mereka adalah
pendahulu ummat ini dari
kalangan para sahabat, tabi'in
dan orang-orang yang mengikuti
jejak kebaikan mereka sampai
hari kiamat; dimana mereka
berkumpul berdasarkan Al-Qur-
an dan As- Sunnah dan mereka
berjalan sesuai dengan yang
telah ditempuh oleh Rasulullah
SAW baik secara lahir maupun
bathin.
Allah Ta'ala telah memeringahkan
kaum Mukminin dan
menganjurkan mereka agar
berkumpul, bersatu dan tolong-
menolong. Dan Allah melarang
mereka dari perpecahan,
perselisihan dan permusuhan.
Allah SAW berfirman: "Dan
berpeganglah kamu semua
kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai
berai." (Ali Imran: 103).
Dia berfirman pula, "Dan
janganlah kamu menyerupai
orang-orang yang bercerai-berai
dan berselisih sesudah datang
keterangan yang jelas kepada
mereka." (Ali Imran: 105).
Nabi SAW bersabda,
"Sesungguhnya agama ini akan
terpecah menjadi tujuh puluh
tiga (golongan), tujuh puluh dua
tempatnya di dalam Neraka dan
satu tempatnya di dalam Surga,
yaitu ‘al-Jama'ah." (Shahih Sunan
Abi Dawud oleh Imam al-Albani).
(HR. Abu Dawud no. 4597, Ahmat
(IV/102), al-Hakim (I/128), ad-
Darimi (II/241). Dishahihkan oleh
al-Hakim dan disepakati oleh
Imam adz-Dzahabi dari
Mu'awiyah bin Abi Sufyan.
Dishahihkan pula oleh Syaikh al-
Albani. Lihat Silsilatul
Ahadadiitsish Shahiihah no.
203.204).
Beliau juga bersabda,
"Hendaknya kalian bersatu, dan
janganlah bercerai-berai. Karena
sesungguhnya syaitan itu
bersama seorang, dan dia dari
dua orang lebih jauh.
Barangsiapa menginginkan di
tengah-tengah Surga, maka
hendaknya ia ber jama'ah
(bersatu)!" (HR Ahmad, dalam
Musnadnya, dan dishahihkan
oleh Imam al-Albani dalam kitab
Sunnah karya Ibnu Abi ‘Ashim).
(HR. At-Tirmidzi no. 2165, Ahmad
(I/18), lafazh ini milik at-Tirmidzi.
Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani
dalam kitab as- Sunnah karya
Ibnu Abi ‘Ashim dan bersamanya
kitab Zhilaalul Jannah fi Takhrij
as- Sunnah no. 88).
Seorang Sahabat yang mulia
bernama ‘Abullah bin Mas'ud r.a.
berkata, "Al-Jama'ah adalah yang
mengikuti kebenaran walaupun
engkau sendirian." (Diriwayatkan
oleh al-Lalika-i dalam kitabnya,
Syarah Ushul I'tiqaad Ahlis
Sunnah wal Jama'ah). (Syarah
Ushuulil I'tiqaad karya al-Lalika-i
no. 160 dan al-Baa'its ‘alaa
Inkaaril Bida' wal Hawaadits hal.
91-92, tahqiq oleh Syaikh
Masyhur bin Hasan Salman).
Jadi Ahlus Sunnah wal Jama'ah,
adalah mereka yang berpegang
teguh pada sunnah Nabi
Muhammad SAW, para
sahabatnya dan orang-orang
yang mengikuti jejak dan jalan
mereka, baik dalam hal ‘aqidah,
perkataan maupun perbuatan,
juga mereka yang istiqamah
(konsisten) dalam ber-
ittiba' (mengikuti Sunnah Nabi
SAW) dan menjauhi perbuatan
bid'ah. Mereka itulah golongan
yang tetap menang dan
senantiasa ditolong oleh Allah
sampai hari Kiamat. Oleh karena
itu mengikuti mereka (Salafush
Shalih) berarti mendapatkan
petunjuk, sedang berselisih
terhadapnya berarti kesesatan.
Ahlus Sunnah wal Jama'ah
mempunyai karakteristik dan
keistimewaan, diantaranya :
1. Mereka mempunyai sikap
wasathiyah (pertengahan) di
antara ifraath (melampaui batas)
dan tafriith (menyia-nyiakan);
dan di antara berlebihan dan
sewenang-wenang, baik dalam
masalah ‘aqidah, hukum atau
akhlak. Maka mereka berada di
pertengahan antara golongan-
golongan lain, sebagaimana juga
ummat ini berada dipertengahan
antara agama-agama yang ada.
2. Sumber pengambilan
pedoman bagi mereka hanyalah
al-Qur-an dan as- Sunnah, Mereka
pun memperhatikan keduanya
dan bersikap taslim (menyerah)
terhadap nash-nashnya dan
memahaminya sesuai dengan
manhaj Salaf.
3. Mereka tidak mempunyai iman
yang diagungkan, yang semua
perkataannya diambil dari
meninggalkan apa yang
bertentangan dengan kecuali
perkataan Rasulullah SAW. Dan
Ahli Sunnah itulah yang paling
mengerti dengan keadaan
Rasulullah SAW perkataan dan
perbuatannya. Oleh karena itu,
merekalah yang paling mencintai
sunnah, yang paling peduli untuk
mengikuti dan paling lolal
terhadap para pengikutnya.
4. Mereka meninggalkan
persengketaan dan
pertengkaran dalam agama
sekaligus menjauhi orang-orang
yang terlibat di dalamnnya,
meninggalkan perdebatan dan
pertengkaran dalam
permasalahan tentang halal dan
haram. Mereka masuk ke dalam
dien (Islam) secara total.
5. Mereka mengagungkan para
Salafush Shalih dan berkeyakinan
bahwa metode Salaf itulah yang
lebih selamat, paling dalam
pengetahuannya dan sangat
bijaksana.
6. Mereka menolak ta'wil
(penyelewengan suatu nash dari
makna yang sebenarnya) dan
menyerahkan diri kepada
syari'at, dengan mendahulukan
nash yang shahih daripada akl
(logika) belaka dan
menundukkan akal di bawah
nash.
7. Mereka memadukan antara
nash-nash dalam suatu
permasalahan dan
mengembalikan (ayat-ayat) yang
mutasyabihat (ayat-ayat yang
mengandung beberapa
pengertian/tidak jelas) kepada
yang muhkam (ayat-ayat yang
jelas dan tegas maksudnya).
8. Mereka merupakan figur
teladan orang-orang yang shalih,
memberikan petunjuk ke arah
jalan yang benar dan lurus,
dengan kegigihan mereka di atas
kebenaran, tidak membolak-
balikkan urusan ‘aqidah
kemudian bersepakat atas
penyimpangannya. Mereka
memadukan antara ilmu dan
ibadah, antara tawakkal kepada
Allah dan ikhtiar (berusaha),
antara berlebih-lebihan dan
wara' dalam urusan dunia,
antara cemas dan harap, cinta
dan benci, antara sikap kasih
sayang dan lemah lembut kepada
kaum mukminin dengan sikap
keras dan kasar kepada orang
kafir, serta tidak ada perselisihan
diantara mereka walaupun di
tempat dan zaman yang berbeda.
9. Mereka tidak menggunakan
sebutan selain Islam, Sunnah dan
Jama'ah.
10. Mereka peduli untuk
menyebarkan ‘aqidah yang
benar, agama yang lurus,
mengajarkannya kepada
manusia, memberkan bimbingan
dan nasehat kepadanya serta
memperhatikan urusan mereka.
11. Mereka adalah orang-orang
yang paling sabar atas
perkataan, ‘aqidah dan
dakwahnya.
12. Mereka sangat peduli
terhadap persatuan dan jama'ah,
menyeru dan menghimbau
manusia kepadanya serta
menjauhkan perselisihan,
perpecahan dan memberikan
peringatan kepada manusia dari
hal tersebut.
13. Allah Ta'ala menjaga mereka
dari sikap saling mengkafirkan
sesama mereka, kemudian
mereka menghukumi orang
selain mereka berdasarkan ilmu
dan keadilan.
14. Mereka saling mencintai dan
mengasihi sesama mereka, saling
tolong menolong diantara
mereka, saling menutupi
kekurangan sebagian lainnya.
Mereka tidak loyal dan memusuhi
kecuali atas dasar agama.
Secara garis besarnya, ahlus
sunnah wal jama'ah adalah
manusia yang paling baik
akhlaknya, sangat peduli
terhadap kesucian jiwa mereka
dengan berbuat ketaatan kepada
Allah Ta'ala, paling luas
wawasannya, paling jauh
pandangan, paling lapang
dadanya dengan khilaf
(perbedaan pendapat) dan
paling mengetahui tentang adab-
adab dan prinsip-prinsip khilaf.
Pengertian Ahlus Sunnah Wal
Jama'ah Secara Ringkas
Bahwa Ahlus Sunnah wal
Jama'ah adalah suatu golongan
yang telah Rasulullah SAW
janjikan akan selamat di antara
golongan-golongan yang ada.
Landasan mereka bertumpu
pada ittiba'us sunnah (mengikuti
as-Sunnah) dan menuruti apa
yang dibawa oleh nabi baik
dalam masalah ‘aqidah, ibadah,
petunjuk, tingkah laku, akhlak
dan selalu menyertai jama'ah
kaum Muslimin.
Dengan demikian, maka definisi
Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak
keluar dari definisi Salaf. Dan
sebagaimana telah dikemukakan
bahwa salaf ialah mereka yang
mengenalkan Al-Qur-an dan
berpegang teguh dengan As-
Sunnah. Jadi Salaf adalah Ahlus
Sunnah yang dimaksud oleh Nabi
SAW. Dan ahlus sunnah adalah
Salafush Shalih dan orang yang
mengikuti jejak mereka.
Inilah pengertian yang lebih
khusus dari Ahlus Sunnah wal
Jama'ah. Maka tidak termasuk
dalam makna ini semua
golongan ahli bid'ah dan orang-
orang yang mendikuti keinginan
nafsunya, seperti Khawarij,
Jahmiyah, Qadariyah, Mu'tazilah,
Murji'ah, Rafidhah (Syiah) dan
lain-lainnya dari ahli bid'ah yang
meniru jalan mereka.
Maka sunnah adalah lawan kata
bid'ah, sedangkan jama'ah lawan
kata firqah (gologan). Itulah yang
dimaksudkan dalam hadits-
hadits tentang kewajiban
ber jama'ah dan larangan
bercerai-berai.
Inilah yang dimaksudkan oleh
"Turjumanul Qur-an (juru bicara
al-Qur-an)" yaitu ‘Abdullah bin
‘Abbas r.a. dalam menafsirkan
firman Allah Ta'ala, "Pada hari
yang diwaktu itu ada muka yang
putih berseri, dan ada pula maka
yang hitam muram". (Ali Imran:
106).
Beliau berkata, "Muka yang putih
berseri adalah muka Ahlus
Sunnah wal Jama'ah dan muka
yang hitam muram adalah muka
ahlil bid'ah dan furqah
(perselisihan)." (Lihat Tafsir Ibnu
Katsir, Juz I hal. 390 (QS. Ali
Imran: 106).
sumber: Diadaptasi dari Abdullah
bin Abdul Hamid Al-Atsari, Al-
Wajiiz fii Aqiidatis Salafis Shaalih
(Ahlis Sunnah wal Jama'ah), atau
Intisari Aqidah Ahlus Sunah wal
Jama'ah), terj. Farid bin
Muhammad Bathathy(Pustaka
Imam Syafi'i, cet.I), hlm. 50 -60.

Postingan populer dari blog ini

CARA SUNNAH MENANGKAL SIHIR

PERKATAAN ORANG BIJAK

"PACARAN" DALAM PANDANGAN ISLAM